Tim Ekspedisi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengajak Mahasiswa Sorong untuk menjadi peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016. |
EXPEDISI DI PAPUA BARAT UPAYA
NEGARA UNTUK MEMBANGUN BASIS MILITER
Expedisi Yang Akan Dilakukan Di Papua Barat Upaya Negara Memperkuat Basis
Militer Papua Barat dalam tahun 2016 dijadikan target Expedisi
Negara Indonesia. Expedisi yang akan dilakukan negara akan berlangsung di
wilayah Papua Barat antara lain Kabupaten Tambrau, Sorong, Sorong
Selatan, Manokwari Selatan, Bintuni, Wondama, Fak-Fak dan Kaimana.
Expedisi
yang melibatkan beberapa komponen mulai dari akademisi, TNI dan Polri ini
direncanakan akan berlangsung selama empat bulan dengan berbagai kegiatan
Negara yang meliputi penjelajahan, penelitian dan pengapdian Negara,
sebagaimana direailis pada www.expedisinkri.com
Entah
apa tujuan utama dari expediri yang dilakukan oleh Negara Indonesia, namun
sebagai bangsa Papua Barat yang sementara ada dalam
proses politik menuju Hak Penentuan Nasib Sendiri, berbagai kegiatan Negara
seperti ini perlu diperhatikan secara utuh.
Bukan
hanya sekedar dilihat sebagai aktifitas biasa, karena status Politik Papua
Merdeka kini bukan lagi hal yang tersembunyi untuk dibicarakan oleh publikNasional bahkan Internasional. Hal itu dikemukakan oleh anggota Wakil Ketua II Parlemen Rakyat Daerah Kaimana setelah mengetahui adanya kegiatan Expedisi Negara yang akan
berlangsung di Papua Barat.
“Kita
tidak dapat melihat hal ini sebagai kegiatan biasa yang dilakukan Negara
Indonesia, sebab status Politik Papua Merdeka kini menjadi persoalan serius di Internasional menuju penyelesaian akhir”
tuturnya.
Sebab Timor Leste menjadi pelajaran bagi Bangsa
Papua karena Negara Indonesia berhasil menguasai Atambua yang merupakan satu
wilayah dengan Timor Leste pada waktu dimana Timor Leste berupaya munyuarakan
Hak Penentuan Nasib sendiri.
Lebih
lanjut Karel mengatakan “Papua Barat tidak jauh berbeda dengan Timor Leste,
kalau dilihat dengan kaca mata politik, expedisi yang dilakukan Indonesia ke
Papua Barat dapat dilihat sebagi upaya Negara untuk memperkuat basis Militer di kawasan Papua Barat
untuk mempertahankan wilayah ini dalam
bingkai NKRI”
Expedisi yang akan berlangung di Papua
Barat hanya untuk membangun basis
militer di Papua Barat. Program Expedisi yang akan berlangsung selama 3-4 bulan
tersebut berpotensi akan melahirkan masalah baru dan berdampak pada pelanggaran
HAM akan terjadi terhadap rakyat Papua.
Ekpedisi yang akan dilakukan di Papua Barat
Militer baik organik maupun non organi, akan akan bertambah dua kali libat
melebihi rakyat sipil di Papua. Sebab kami jakin bahwa kekuatan militer baik
TNI/dan POLRi serta kopasus juga kesatuan lain yang terlibat dalam expedisi
tersebut belum tentu akan kembali ke pulau jawa, tetapi pasti akan menetap di
Papua Barat.
Program expedisi tersebut masih banyak tanda
tanya bagi kami rakyat Papua, ada dibalik expedisi yang dilakukan tersebut. Apakah
untuk survei batas wilayah ataukah untuk melihat sumber daya alam yang melimpah
di bumi cendrawasih atau ada kepentingan politik ? Expedisi yang akan dilakukan
di Papua barat tersebut ada agenda terselubung entah kepentingan ekonomi atau
pun kepentingan politik tetapi apa pun kepentinganya ini ancaman serius bagi
rakyat Papua.
Secara politik kami menilai bahwa Expedisi
yang dilakukan kolonial indonesia dengan melibatkan ribuan personil tersebut
hanya untuk mengantisifasi gerakan papua merdeka. Dan mempercempit ruang gerak
TPN-PB dan perjuanganya.
Ada berapa hal juga kita perlu curigai, sebab semakin
kencarnya Isu Papua Merdeka di wilayah Pasifik dan isu penggaran HAM melalui
forum dan MSG PIF yang memutuskan
mengirim Tim pencarai fakta ke Papua atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan militer indonesia di Papua
sekarang tambah kekuatan lagi dari luar dengan program expedisi. Hal ini Indonesia semakin takut dengan
intervensi negara luar di Papua dengan isu HAM sehingga dia terlebih dahulu
mengantisifasi dengan kekuatan militer sebagai ancaman terhadap Tim pencari
fakta.
Bisa juga kolonial inonesia melakukan ini
untuk antisifasi isu Papua merdeka yang semakin mendunia saat ini. Mengapa demikian
? sesungguhnya tim expedisi hanya pormalitas tetapi agenda sebenarnya indonesia
melalui tim expedisi sedang membuat pagar terlebih dahulu supaya suatu saat
Papua merdeka maka wilayah kepala burung dalam hal ini provinsi Papua barat
tetap aman dalam NKRI. Artinya kalau orang papua mau merdeka silakan merdeka di
provinsi Papua tetapi, provinsi Papua Barat tetap bagian dari Indonesia. Jadi melalui
Tim expedisi inonesia sedang membuat pagar untuk kasi putus kepala burng supaya
tetap aman dalam Indonesia. Suatu saat papua merdeka menjadi satu negara
berarti orang dari biak dari jayapura ke sorong dan manokwari pake paspord karena provini papua barat itu akan tetap
bagian dari indonesia . HAhAHAha...
Selain ada beberapa kemungkinan lain adalah inonesia sedang membagun kekutan militer atau
panggalan di papua barat untuk menghadapi ancaman intervensi negara –negara pasifik secara khusus tetapi juga kemungkinan negara
lain akan mengintervensi papua melalui wilayah Pasifik, jika situasi politi
papua merdeka memanas di kemudian hari.
Bisa juga ini jaban Indonesia kepada
negara-nagara luar, sebab pada bulan lalu Kedubes inggris dan AS ke papua
membicarakan pelanggaran HAM sehingga indonesia menyiapkan kekuatan untuk
hadapi negara luar masuk intervensi dengan isu HAM di Papua. Sebab kedua negara
tersebut memiliki dapur di papua dan papua barat yaitu PT. Freeport dan minyak
disorong serta Elenji di bintuni.
Hal lain adalah ini juga adalah untuk menjawab
program visi & Misi Jokowi menjadikan indonesia sebagai negara maritim
terbesar di dunia dan di asia tenggara, maka untuk menjawab program tersebut
indonesia memperkuat militernya di papua. Ini juga tidak terlepas dari
investasi asing yang akan menanamkan saham di papua melalui Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Maksud saya disini adalah
Tim Expedisi akan melihat secara langsung suber daya alam di papua barat dan
akan membangun pos-pos militer untuk mengamankan wilayah yang kemungkinan akan
exploitasi sumber daya alam di papua barat.
Selain itu tim
expedisi akan mengawasi jalan tras Papua dan rel kereta api yang direncanakan
oleh jokowi. PEMBANGUNAN REL KERETA API, JALAN TOL HANYA HEGEMONI
KOLONIAL DAN KEPENTIGAN INPESTASI ASING
Bangun
rel kereta api dan jalan tol bukan solusi, dan bukan kebutuhan mendasar rakyat
Papua saat ini. Jalan tol menghubungkan kabupaten kota dan juga penanaman kapsul hanya propaganda
politik kotor kolonial indonesia untuk mengalikan isu pelanggaran HAM di papua
jadi sorotan Internasional.
Selain itu
hal ini hanya mencari peluru ampu untuk menghambat kedatangan tim mencari fakta
Pasifik Island Forum (PIF) yang akan berkujung ke papua Rel kereta api Jalan
Tol dan, ancaman serius bagi rakyat papua.
Bukan
untuk kebutuhan orang papua namun semua pembagunan insprastruktur hanya untuk kebutuhan inpestasi asing atau menguntungkan
modal asing yang akan mengexprorasi sumber alam yang melimpah di Papua.
Rakyat
papua tidak boleh tertipu dengan wacana pembangunan insprastrutur karena
bembagunan jalur transportasi yang akan dibagun untuk kepentingan expolorasi
kekayaan alam akan bawah keluar dari tanah papua.
Dan
membuka ases bagi inpestor secara leluasa mudah masuk keluar bawah hasil bumi
di tanah ini oleh kapitalis Imperalis dan kolonial indonesia. Akses jalan dan
rel kereta mengutukan orang non papua akan mencuri ikan, mecuri kayu dan
mendatangkan para pemodal. Orang papua akan semakin tersingkir dan jadi minioritas
di tanahnya sendiri.
Tidak
ada dampak postif bagi rakyat papua hanya menguntugkan infestor dan orang non
papua yang memiliki modal untuk berinvestasi.
Dengan
Hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di indonesia pada umumnya dan lebih
khusus di papua menjadi ancaman berat bagi rakyat papua. Sebab orang papua
belum siap menghadapi perdagangan bebas Ekonomi Asean yang akan masuk di papua.
Dilihat
dari kesiapan orang papua dari SDM belum siap dan orang papua tidak mempunyai
modal untuk bersaing.
Jokowi
ke papua untuk memastikan dan mengetahui sumber daya alam yang berlimpah di
tanah ini agar memberikan peluang infestasi bagi kapitalis dan imperalime
global menginvestasi Melalui jalur transportasi yang dibagun.
Kemudian
dampak negatif sagat besar. Lebih Khusus potensi pelanggaran HAM dan Pemusnahan
ras melanesia di Papua.
Penggaran
HAM yang akan terjadi adalah Perampasan tanah adat, kekerasan Militer akan
menigkat, sebab yang akan membagun jalan dan rel kereta adalah anggota
TNI/POLRI dan BIN.
Atas
nama pembagunan dan Ekonomi orang papua yang punya wilayah dan pemilik tanah
minta ganti rugi atau yang tidak melepaskan tanah pasti akan di intimidasi dan
kemungkinan besar akan ditembak mati. lebih lanjut baca disini :http://nestasuhunfree.blogspot.co.id/2016/01/pembangunan-rel-kereta-api-dan-jalan.html
Jadi apa pun tujuan dari tim expedisi di Papua
Barat, ini ancaman serius bagi rakyat Papua karena kekuatan militer akan
bertamba, rakyat papua akan hidup dalam ketakuatan dan trauman nati. Karena kekuatan
militer bertamab pelanggaran HAM akan meningkat, masyarakat pemilik tanah akan
tersinggir dari investasi asing dan orang papua akan menioritas dan akan punah
secara systematis masif dan terstruktur.
semua program pembaguna program Expedisi oleh
kolonial adalah hegemoni dan ancaman pemusnahan ras melanesia di Papua.
Dengan demikian orang Papua tidak boleh tidur
dan terlena dalam hegemoni kolonial tersebut, semua orang papua harus bersatu
menolak semua program jakarta yang bukan kebutuhan orang papua yang terus
memaksakan di Papua. Terlebih khusus kepada mahasiswa pemudah adat toko gereja
Aktvis harus menolak tim expedisi yang akan dilakukan di provinsi Papua Barat
karena hal ini menjadi ancaman serius.
By. Ones Suhuniap
0 komentar:
Posting Komentar
silakan komentari