Opini

PT FREEPORT PEMBUNUH MANUSIA PAPUA MENGUNTUKAN KAPITALIS DAN KOLONIAL INDONESIA SEGERA TUTUP

PT FREEPORT PEMBUNUH MANUSIA PAPUA MENGUNTUKAN KAPITALIS DAN KOLONIAL INDONESIA SEGERA TUTUP 

Keberadaan PT. Freeport Indonesia hanya menguntungkan imperalisme, kapitalis dan menindas memunuh Manusia papua pemilik emas selama 48 tahun. PT Freeport Segera Tutup Karena Hanya Mengenyangkan Jakarta Dan Kapitalime Amerika. Orang Papua jadi Korban kepentingan kapitalis Amerika dan Imperalisme global, Orang Papua Barat korban dari kapitalisme amerikat serikat mdemi memuluskan niat busuknya di Papua Barat. 
Kita melihat kembali catatan sejarah yang lalu, demi mengamankan kepentigan kapitalisme, PBB, Amerika dan Belada mengadaikan orang Papua kepada kolonial Indonesia melalui perjanjian New York Agreement 15 Agustus 1962 untuk memuluskan niat busuknya, Akibatnya sampai dengan saat ini orang Papua terus dibunuh secara sistematis masif dan terstruktur. Sedangkan operasi tambang PT. Freeport jalam ulus sejak 1967-2015, tanpah mempertimbangkan nasib orang Papua. Pemerintah kolonial Indonesia kaptalisme global dan koroni koroninya ingin terus menexpolorasi sumberdaya alam sedangkan manusianya terus diabaikan. Dengan target Kurang lebih 10-20 tahun ke depan orang Papua akan punah secara perlahan supaya mereka (Amerika dan Indonesia termasuk PBB ) lebih leluasa mengatur hasil bumi yang ada di Papua.

 Sebab mereka merasa orang Papua adalah penghambat kepentingan Mereka. Maka jangan heran dan berhenti berharap kepada kapitalis Amerika dan imperalisme global, sekalipun mereka bicara HAM dan demokrasi tetapi, HAM demokrasi hanya tameng Kapitalis untuk menguasai kekayaan alam dibebagai belahan dunia termasuk Papua. Konspirasi politik Ekonomi imperalisme dan Kapitalisme AS telah mengorbankan nasib bangsa Papua Barat Pemilik tambang emas, melalui penjanjian New York 15 agustus 1962 yang penuh dengan kebohongan konspirasi politik kotor Kapitalis. 

PT Preeport Indonesia di Papua Ilegal sejak 1967 sampai saat ini. Karena Penandataganan kontrak karja dilakukan tanpah melibatkan orang Papua dan sepengatahuan pemilik tanah yang merupakan ahli waris, tambang Emas, lebih khusus suku Amume dan kamoro dan 5 suku yang ada di Papua. Selain itu PT Freeport belum juga membajar ganti rugi tanah adat selama 48 tahun beroperasi di mimika Papua. Itu artinya keberadaan PT Freeport indonesia beroperasi selama 48 tahun, sebagai pencuri. Masuk lewat pintu dapur pencuri makanan di dapur tanah diketahui oleh pemilik rumah. Kita melihat kembali Sejarah terjadinya kontrak karja maka ada kospirasi politik dan Kepentigan Ekonomi Kapitelis Amerika dan koroni-koroninya termasuk PBB atas status Politik Papua Barat saat itu menjadi wilayah koloni Belanda. Maka kontrak PT Freeport tidak terlepas dengan status Politik West Papua dalam kolonial Indonesia masih dipersoalnya keapsahanya.

Orang Papua Barat korban dari Konspirasi politik ekonomi kapitalisme Amerika, Belanda Indonesia dan PBB dilakukan di New York Amerika 15 Agustus 1962 tanpah melibatkan pemilik tanah. Perjanjian tersebut dibuat akibat ketegangan politik yang terjadi antara Indonesia dan belanda atas status wilayah Papua Barat yang merupakan wilayah koloni belanda yang menjadi sengketa Internasional saat itu. Hal terjadi karena pada tanggal 1 desmber 1961 Komite Nasional Papua KNP mendeklarasikan Manivesto politik, persiapan kemerdekaan Papua Barat sebagai satu bangsa yang berhak merdeka dan membetuk pemerintahan sendiri berdasarkan Piagam Perserikan Bangsa bangsa PBB dan semagat delarasi dekolonisasi pasal 1514 dan 1541, juga Dan juga berdasarkan perjanjian campera. Melihat hal tersebut pada tanggal 19 desember 1961 Persiden Kolonial indonesia Ir Soekarno mengeluarkan maklumat trikora untuk merebut Papua Barat dari kekuasaan kolonial Belanda. 

Maklumat tersebut yang kita kenal dengan TRIKORA atau Tri Komando Rakyat, yang isinya Menyatakan bahwa, segera moblisi Umum untuk merebut irian barat, kedua segera Bubarkan Negara Boneka Buatan Belanda dan yang ke Tiga adalah segera kibarkan bendera sang merah putih di seluruh tanah air Irian Barat. Maklumat terikora ini dikeluarkan di alun –alun Yokjakarta dengan dukungan logistik perang yang dibantu oleh Rusia Kepada Indonesia untuk merebut irian barat. Hal menjadi ketakutan Amerika Serikat merasa panik dan terancam dengan perjenataan yang dibantu oleh rusia kepada Indonesia untuk melawan belanda.

 Trik politik kotor Sokarno mencaplok wilayah Papua sebagai wilayah koloniya dengan memainakan trik politik hanya untuk mengkolonisasi atas wilayah Papua Barat. Karena Amerika takut Rusia mengambil ali tambang emas di Papua Maka, sehinga AS dengan Sitikma Komunis dan tergesa-gesa menawarkan proposal bunder untuk melakukan perjanjian New Yorok Agreement 15 Agustus 1962. 

Hal dilakukan bukan benar-benar menyelamatkan nasib masa depan bangsa Papua tetapi, perjanjian hanyalah kepetingan terselubung AS untuk kepentingan Ekonomi dan Emas di Papua, lebih khusus untuk memuluskan perjanjian kontrak Tambang Emas di timika Atas kongkalinggong dan konspirasi politik Imperalime dan Kapitalis Amerika Belanda Indonesia termasuk PBB melakukan perjanjian New York tanpa melibatakan orang Papua Barat. Setelah mengadakan perjanjian New York ada petemuan rahasis yang kita kenal dengan Roma Agreement mengatur siasat kontrak PT Freeport antara Ameriak belanda dan Indonesia.

 Berdasarkan kesepakatan itu sebelum orang Papua barat menetukan Nasib sendiri melalui referendum 1969 penandatnganan kontrak karja PT Preeport indonesia pada tahun 1967 tanpa sepengetahuan pemilik dan ahli waris emas di timika. Kemudian penandatnganan kontrak yang ke dua kali dilakukan pada tahun 1997 tanpah melibatkan pemilik tanah 7 suku yang ada di timkia secara khusus tetapi juga rakyat Papua Barat yang memiliki hak yang mutlak. Sejak 1967 sampai dengan saat ini 48 tahun perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu beroperasi tidak memberikan manfaat bagi rakyat Papua dan dan pemilik tanah adat di wilayah operasi tambang emas tersebut. Kini hal yang sama menjadi perdebatan menarik di jakarata untuk melakukan kontrak karja PT. Freeport yang ke tiga kalinya. Para Mentri- Mentri di Jakarta sedang ribut, dan menjadi isu penting di lingungan pemerintah kolonial di Istana. 

Tarik menarik ini terjadi karena masa kontrak PT. Freeport akan berakhir pada tahun 2021 mendatang. Yang anehnya Emas ada di Papua. Pemilik Emas ada Papua kenapa para kolonial indonesia ini sedang ribut di jakarta tanpa mempertanyakan pemilik ? Jika Indonesia mau memperpanjang kontrak PT Freeport yang ke tiga kalinya mengtapa tidak melibatkan orang Papua sebagai pemilik emas, lalu kalian Mentri-mentri ribut dan pro kontra terjadi disana antara kementrian EDM dan Mentri kemaritiman ?
Wakil Mentri Energi dan Sumberdaya Mineral yang ngotot untuk memperpanjang kontrak ? Sedangkan Mentri kementriman menolak memperpanjang kontrak PT Freeport, ada di balik kinspirasi dan semua kongkalingkong di jakrta ?
 Mungkin Mentri yang Ngotot untuk memperpanjang kontrak PT Freeport takut Papua mereka atau takut terhadap Tim pencari fakta ke Papua berdasarkan keputusan PIF sehingga Wakil Mentri Energi dan Sumberdaya mineral mendesak segera dilakukan perpanjangan kontrak, supaya hubungan Amerika dan Indonesia semakin erat agar Kolonial Indonesia tetap menguasi Wilayah west Papua dan memperpanjang masa kolonialimenya ? 

Seharusnya sesuia dengan undang-undang untuk memperpanjang kontrak PT Freeport seharusnya tahun 2019 bukan sekarang, tetapi kenapa jakarta dalam hal ini kementrian EDM mendesak memperpanjang kontrak dipercepat, ada dua kemungkinan yang menyebabkan mempercepat perpanjangan kontrak yaitu : 

1. Jakarta takut kedatangan Tim pencari fakta ke Papua lalu menemukan pelanggaran HAM di Papua termasuk explorasi petambangan Emas di tmika, merussak linggugan dan pelanggaran HAM lainya akibat PT Freeport. Maka jakrta mempercepat supaya membangun hubungan erat dengan Amerika, sehingga amerika menekan Tim pencari fakta untuk tidak mengankat pelanggaran HAM yang terjadi dampak dari PT Freeport Indonesia selama 48 Tahun 
2. PT. Freeport berharap mepercepat kontrak supaya selama 2 tahun ke depan operasi Freeport tetap berjalan. Kemudian presiden egatakan jika PT Freeport indonesia ingin memperpanjang kontrak berarti harus menunggu sampai tahun 2019 dengan 5 siarat . Dengan 5 syarat yang diajukan pemerintah yang harus dipenuhi oleh PT Freeport dan kontraknya tahun 2019, maka PT Freeport merasa rugi karena saham yang ditanamkan PT Freeport sekitar $14 terliyun, jika permintaan pemerinta dipenuhi tetapi kontraknya diperpanjang tahun 2019, tentu perusahaan rugi sebab selama 3 tahun kedepan harus menuggu kontrak tahun 2019, tidak akan beroperasi berarti merugikan perusahaan. 

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah presiden tanggal 26 ke amerika bikin apa ? pada hal sebelumnya kujugan kerja ke amerika ditolak, kemudian ketiga bos Freeport ke jakarta, lalu presiden Jokowi ke Amerika, ada apa dibalik persengkonggolan ini ? Kenapa Jakarta tidak melibatkan rakyat Papua sebagai pemilik emas, memangnya emas ada di jakrta sehingga kamu ribut untuk memperpanjang kontrak ? sungguh ironis pemerintah kolonial Indonesia dan imperils dan kaptalis terus memperkosa dan merampas suberdaya alam dan manusisia terus ditindas dengan dibekap oleh kapitalisme Amerika Serikat.

 Yang sangat disayangkan juga adalah PT Freeport Beroperasi selama 48 tahun namun tanah adatnya sekitar 600 terliyun belum dibayar sampai sekarang lalu mendesak pemerintah memperpanjang kontrak yang ke tiga kalinya mungkin mereka gila dengan emas di Papua jadi maklum. 

Seharusnya Freeport harus membajar tanah adat terlebih dahulu sebelum memperpanjang kontrak dan juga sebelum beroperasi pada tahun 1967 lalu tanah adatnya harus dibajar dong, kaptalis rakus Emas . Keberadaan perusahaan Emas raksasa di dunia itu belum pernah memberikan dampak postif bagi rakyat Papua namun yang ada menghansurkan hutan menghacurkan tanaman mair bersi dicemari dengan limpah. 

Masyarakat pemilik tanah suku amungme dan kamoro hidup di kubuk-kubuk, rumah yang tidak layak di huni manusia sangat meprihatinkan. Masyarkat pemilik Tanah menjadi minioritas tersingkirkan dari ibu kota, lihat saya Masyarakan pemilik tinggal di rumah yang tidak layak di pelabuhan pemako. Mereka tak berdaya untuk melawa raksa kapitalis yang saat ini beroperasi di mimika. Pada hal pendapatan yang diperoleh sangat besar, PT Freeport bukan hanya mencuri emas murni saja tetapi, Emas, Nikel,tembaga dan uranium, yamg eberikan pemasukan kepada pemerintah Indonesia sangat Besar nilainya, karena satu Hari dari Emas murni menghasilkan 29 terliyun per hari. 29 terliyun per hari ini hanya dari Emas namun belum terhitung dari Nikel Tembaga dan Uranium. 

Kemudian PT Freeport Indonesia belum pernah berterus terang kepada Pemerintah colonial di Papua dan kepada pemilik tentang uranium yang dia curi dari Freeport, karena harga uranium lebih mahal dengan Emas, sehingga nilai yang di dapatkan dari uranium diperkirakan sekitar ratusan terliyun per hari. Perusakan linggungan peruskan linggungan dan hutan dan laut tempat rakyat mencari makan dirusak. Rakyat di wilayah operasi tambang tindak mendapatkan air bersi, limpah pembuagan PT Freeport merusak semua semua sumber kehidupan manusia di wilayah tersebut. Dengan demikian keberadaan PT Freeport Indonesia tidak berarti sama sekali bagi rakyat Papua, tidak memberikan kontribusi bagi keberlangsungan hidup masa depan rakyat Papua. 

Tanah adat selam 48 tahun tidak di bajar, masyarakat Pemilik tanah tidak pernah diberdayakan, hasil bumi terus dikuras habis oleh Freeport yang kenyang pemerintah colonial Indonesia di Jakarta dan kapitalisme Amerika serta mengenyagkan Imperalisme dunia, sedangkan rakyat papua hidup Miskin dan melarat diatas kekayaan alamnya sendiri. Maka jangan heran jika orang Papua terus dibunuh oleh aparat kolonial Indonesia tetapi, Amerika yang selalu bicara HAM tetapi itu hanya tameng yang dipakai kapitalis untuk menguasi kekayaan Alam di seluruh dunia. Maka hanya diam membiarkan pembunuhan terus terjadi di Papua Barat. Dan Amerika terus membantu Indonesia Oleh karena itu jika pemerintah Kolonial Indonesia segera membaajar ganti rugi tanah adat milik RP 600 terliyun.

Pemerintah Indonesia segera hentikan memperpanjang kontrak PT.Freeport Indonesia karena tidak bermanfaat bagi rakyat Papua sebagai pemilik emas. Jika pemerintah Indonesia tidak melibatkan rakyat Papua untuk memperpanjang kontrak PT Freeport dan pihak perusahaan tidak membajar tanah adat Rp 600 an Tirliyun berarti perusahaan Emas terbesar di dunia tersebut harus tutup karena hanya mengenyangkan pemerintah Indonesia di Jakarta dan Amerika sedankan rakyat Papua tidak mendapatkan keuntungan.

 Jakrta Segera hentikan perdepatan tentang perpanjangan masa kontrak PT Freeport Indonesia karena Emas bukan ada di Jakarta emas bukan milik Amerika tetapi pemilik tambang adalah orang Papua, jika ingin memperpajang kontrak 20 tahun lagi berarti segera menyelesaikan Status Polistik Papua melalui referendum sebagai solusi damai agar untuk pembagian tambang Emas di Papua menentukan nasibnya. Karena persoalan papua saat sesungguhnya Menyelesaikan status Politik Papua harus di utamakan. 

Ones Suhuniap Sekum KNPB











About Suara Duka Dari Papua

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentari

Diberdayakan oleh Blogger.