Foto Straky Yaly Perumnas III |
JAYAPURA 22 OKTOBER 2013. Sungguh ironis dan sagat
mengerikan kondidi terakhir ini sangat memperihatinkan, teror dan intimidasi
terhadap rakyat Papua Barat terus terjadi. Teror dan intimindasi yang dilakukan
oleh aparat kepolisian dan TNI di papua baukan hanya terjadi terhadap
masyarakat, sipil namun juga dirasakan oleh mahasiswa di linggungan kampus
maupun asrama.
Hal ini telah terbukkti teror dan
intimindasi oleh Anggota TNI/POLRI pada hari ini selasa 22 oktober 2013 di
asrama uncen (Rusenawa ) perumnas III waena pada pukul 05.15 WPB subuh. Sesuai laporan
saksi mata dan juga sebagai Ketua asrama rusenawa Uncen Tanius komba
menyelaskan bahwa, Pada pukul 05.15 WPB Aparat kepolisian dari pos penjagan
perumnas III bersama anggota TNI datang menggunakan Motor dengan membawa
senjata lengkap masuk di halaman gedung asrama uncen (rusenawa).
Melihat tersebut para penghuni
asrama yang bagun lebih dulu keluar untuk menanyakan kedatangan para aparat
kepolisian dan anggota TNI tersebut, namun para anggota TNI tanpa kompromi dengan
pengurus maupun penghuni asrama langsung mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,
sehingga mahasiswa yang sedang tidur terbagun lalu semua keluar dari kamar
masing-masing dan cari jalan masing masing-masing karena ketakutan.
Melihat hal tersebut Ketua asrama
Tanius Komba bersama Mael Alua dan pengurus lainya berusaha mendekati para
anggota TNI yang terus mengeluarkan tembakan tersebut, namun para anggota TNI
dan polisi bukanya kordinasi dengan pengurus malah mengancam tembak ketua
asrama. Dan terus melakukan penembakan ke arah asrama, para anggota TNI
tersebut mengeluarkan tembakan di asrama sebanyak 9 kali penembakan namun
untung tidak adan mahasiswa yang kena tembakan tersebut.
Pada hal ketua asrama Tanius Komba dan anggota lainya tersebut hanyalah berniat baik
menanyakan kedatangan mereka (TNI/POLRI) itu utnuk cari siapa dan juga ada masalah apa
di asrama sehingga para aparat tersebut datang dengan peralatan lengkap dan
tembak-tembak sembarang di halaman asrama namun para aparat menghiraukan upaya
yang dilakukan pengurus asrama dan terus mengacam dan melakukan tembakan ke
arah asrama. Melihat ancaman tersebut Ketua asrama membangunkan semua penghuni
yang sedang tidur dan memanggil penghuni
yang sedang lari berhamburan keluar dari kamar masing-masing karena takut mendengar
tembakan yang dikeluarkan oleh anggota TNI tersebut.
Anggota TNI/ Polri yang datang di
asrama tersebut berjumlah sekitar 5-7 orang, masing masing Anggota TNI
berpakian preman dengan senjata lengkap sekitar 5 orang sedangkan anggota
polisi 2 orang berpakian pereman juga.
Para anggota tersebut melihat
semua penghuni beteriak keluar dari kamar masing-masing dan semua kumpul di
halaman asrama baik perempuan maupun laki-laki, lalu para penghuni asrama
bersama pengrus mendekati mereka namun para aparat tersebut lari meninggalkan
tempat atau asrama. Melihat kejadian tersebut mengancam keamana para penghuni
asrama sehingga badan pengurus asrama mengumpulkan semua penghuni baik dari
asrma unit satu samapai degan unit enam dan penghuni Rusunawa menuju kapura
uncen perumnas III untuk palang kapus guna protes terhadap tindakan atau
ancaman dan teror yang dilakukan oleh Anggota TNI/POLRI.
Pada pukul 06.00 WPB semua
penghuni asrama Unit satu sampai unit enam dan seluruh penhuni rusenawa kumpul
di kapura uncen dan palang kampus, karena
menurut pengamatan mereka teror dan intimidasi tersebut bukan hanya baru
terjadi sekali namun sudah sering terjadi oleh aparat kepolisian maupun TNI,
yang terjadi hari ini adalah yang ke 5 kali sehingga penghuni asrama melakukakan
pemalangan kampus dan para mahasiswa juga sempat bikin api unggu di pintu masuk kapura Uncen perumnas 3 waena .
Lalu para mahasiwa tersebut melakukan orasi-orasi menggunakan mengapone, aksi
porotes terhadap teror dan intimindasi tersebut dipimpin lagsung oleh badan
pengurus asrama rusenawa Tanius Komba dan Ismael Alua, dalam orasi-orasinya
para mahasiswa tersebut meminta agar Rektor Universitas Cendrawasih Uncen ,
Kapolda Papua, Dandim Pangdam Walikota serta Kapolresta kota jayapura hadir
untuk mempertaggung jawabkan dan juga memberikan penyelasan kepada mahasiswa
tentang tidakan teror dan intimidasi yang dilakukan oleh aparat tersebut.
Namun
pangdam, dandim, walikota serta Kapolda tidak hadir ditempat karena mereka
berada diluar jayapura sehingga yang pada pukul 09 30 WPB Kapolesta dan rektor yang
hadir di tempat mahasiswa melakukan demo damai tersebu. Setelah kapolresta kota
jayapura AKBP Alfret Papare dan Rektor
Unsen prof. Dr.Karel Sesa M.si hadir di tempat para mahasiswa menyampaikan
beberapa tuntutan diantaranya :
11. Para
mahasiswa uncen Penghuni asrama perumnas III tersebut mendesak kepada Polreta
kota jayapura segera Tutup Pos Penjagan yang ada di perumnas III waena
22. Mendesak
kepada Pangdam dan Dandim segera menarik Anggota TNI yang menjaga pos di
perumnas III dan pos penjagaan TNI tersebut harus dittup
33. Mendesak
kepada Rektor lembaga uncen menjamin keselamatan mahasiswa penhuni asrama Uncen
Unit 1 sampai unit 6 dan Asrama Rusenawa.
44. Para
Mahasiswa penghuni asrama juga mendesak untuk segera melakukan penada tanganan
diats Hitam Puti dari masing pihak yaitu; antara Mahasiswa, Rektorat Dandim dan
Polresta Kota Jayapura untuk penutupan dua pos penjagaan baik pos TNI
maupun POLI yang ada di perumnas 3
Waena.
Setelah melakukan kesepakatan
antara mahasiswa, Rektorat dan kapolresta lalu pada pukul 10.15 masa demo
mahasiswa membubarkan diri secara tertib dan aman.
Berikut foto-foto.
By. Admin: GN
0 komentar:
Posting Komentar
silakan komentari